BINATANG
PELIHARAAN
Hari Minggu cuaca cerah sekali. Dinda bersama keluarganya memanfaatkan
hari libur dengan bertamasya ke kebun binatang. Di sana Dinda melihat
bermacam-macam binatang, seperti kera,
harimau, gajah, dan singa. Ketika melihat petugas sedang memberi makan seekor
burung, Dinda pun mendekatinya. “Bunda, burung itu apa namanya?”
Bunda tersenyum dan menjawab. “Itu namanya burung cenderawasih, Sayang.”
“Bunda, Ayah. Boleh tidak Dinda ikut memberi makan burung cen..cender..apa
tadi namanya, Bunda?”
“Burung cenderawasih, Sayang.” jawab bunda dengan tersenyum bersama
ayah.
Dinda pun diperbolehkan memberi makan burung cerderawasih setelah
meminta izin pada petugas. Dengan sedikit takut, Dinda meletakkan makanan itu
tak jauh dari kaki burung cenderawasih yang berada di dalam kandang. Beberapa
saat kemudian, burung itu segera memakan makanan yang di beri oleh petugas
bersama Dinda tadi. “Wow, burung ini pintar ya, Pak?”
“Tentu. Mereka sudah terbiasa dan itu merupakan instinknya untuk makan.”
sahut petugas kepada Dinda dengan tersenyum salut atas keberanian Dinda ikut
memberi makan burung cenderawasih. Dinda pun terlihat gembira.
“Sepertinya menyenangkan mempunyai binatang peliharaan di rumah” kata
Dinda dalam hati ketika hendak pulang. Dinda pun berniat memelihara binatang di
rumah. “Ayah, Bunda. Dinda ingin sekali memelihara binatang di rumah, boleh
tidak?” sambil menatap keduanya dengan memohon.
“Boleh. Memangnya Dinda ingin memelihara binatang apa?” tanya bunda.
Dinda terlihat bingung, kemudian nenek mengusulkan memelihara kucing
saja, agar tidak repot merawatnya. Dengan wajah ceria Dinda menerima usul
nenek.
“Tapi Dinda harus janji merawat, menjaga, dan menyayangi kucing ini
dengan baik, ya!” kata kakek pada Dinda.
“Tentu, Kek.” ucap Dinda pada kakek.
Dinda memilih kucing yang bulunya berwarna kecoklatan namun memiliki
corak yang bagus pada bulunya. Bulu kucing itu terasa lembut dan terlihat
bersih. Kucing itu diletakkan di samping rumah. Setiap sore di lepaskan dari
kandang agar menghafalkan rumah barunya. Sepertinya kucing Dinda menyukai rumah
barunya. Ciko, nama yang diberikan Dinda
untuk kucingnya. Hampir setiap hari Dinda bermain-main dengan Ciko.
Beberapa minggu kemudian, Ciko tumbuh semakin besar karena Dinda rajin
memberi makan dan merawatnya dengan baik. Dinda senang sekali Ciko sehat dan
gemuk. “Dinda, ini Paman bawakan kucing betina. Supaya kucing Dinda mempunyai
anak dan bertambah banyak.” jelas paman kepada Dinda.
Dinda senang sekali, kucingnya akan semakin banyak. “Terimakasih, Paman.
Dinda jadi tidak sabar melihat kucing ini mempunyai anak, pasti lucu-lucu.”
Suatu hari Dinda merasa kurang sehat setelah pulang sekolah. Kepalanya
terasa berat, tenggorokannya sakit, dan badannya lemas. Dinda pun segera dibawa
ke rumah sakit terdekat. “Dokter, anak saya sakit apa ya?” tanya bunda kepada
dokter.
“Setelah diperiksa, kami menemukan bulu kucing tersangkut di dalam
tenggorokannya. Ini sangat berbahaya. Meskipun hanya sebuah bulu, namun
akibatnya akan seperti ini, bahkan meninggal apabila bulu itu sampai ke
jantung. Dalam bulu tersebut terdapat virus dan bakteri yang berbahaya.
Sebaiknya dilakukan operasi secepatnya sebelum bulu tersebut sampai ke
jantungnya.”
“Ayah, kenapa bisa seperti ini?” bunda menangis tersedu-sedu di bahu
ayah setelah mendengar keterangan dari dokter.
“Istighfar, Bunda. Mungkin karena Dinda sering bermain-main dengan
kucingnya, tanpa disengaja bulu kucing itu ada yang terhirup ke hidungnya
karena bulu itu sangat halus.” ayah mencoba menenangkan bunda yang terus
menangis, meskipun sebenarnya ayah juga sangat sedih hal itu menimpa Dinda.
“Ayah, Bunda. Jangan menangis, Dinda pasti sembuh kok.” Dinda tersenyum
pada ayah dan bunda dengan menahan rasa sakitnya.
“Iya, Sayang. Bunda dan Ayah tidak akan menangis lagi. Tapi Dinda harus
sembuh ya, Nak.” ucap ayah sambil mengusap kening Dinda.
Operasi pun dilaksanakan. Ayah dan bunda tiada hentinya berdoa untuk
kesembuhan anaknya, Dinda. Setelah beberapa jam, dokter keluar dari ruang
operasi, “Bagaimana kondisi anak saya, Dokter?” tanya bunda.
“Alhamdulillah, ini mukjizat dari Allah swt. operasinya berjalan dengan
lancar.” jelas dokter.
“Alhamdulillah, ya Allah. Terimakasih, Dok.”
“Sama-sama. Sudah menjadi tanggung jawab kami untuk menolong sesama.”
kata dokter.
Beberapa hari kemudian, kondisi Dinda mulai membaik seusai operasi dan
boleh kembali ke rumah. Ayah dan bunda memberi nasihat kepada Dinda agar tidak
terlalu dekat atau tidak terlalu sering bermain dengan kucing. Tetapi bukan
berarti tidak boleh memelihara kucing, hanya saja lebih berhati-hati terutama
pada bulu kucing. Dinda pun mengerti dan melaksanakan nasihat ayah dan bunda.
Namun, Dinda tidak lantas membenci kucing. Dinda tetap menyayangi dan
memelihara kucingnya meskipun telah membuatnya sakit, bahkan hampir kehilangan
nyawa.
Dinda tidak masuk sekolah hampir seminggu. Teman-teman serta wali
kelasnya pun berniat menjenguk Dinda di rumah. Ibu Santi, selaku wali kelas
Dinda dan teman-temannya mendoakan agar Dinda cepat sembuh. Dinda merasa
terharu dan senang sekali. Ibu Santi dan teman-temannya mau repot-repot datang
ke rumah untuk melihat keadaan Dinda.
Di sekolah, Dinda dikenal sebagai anak yang rajin, baik, dan mudah
bergaul dengan siapa saja. Dinda merupakan siswa yang berprestasi, namun itu
tidak membuatnya sombong. Sehingga teman-teman serta guru-guru menyayanginya,
begitu pun sebaliknya. “Terimakasih, Bu. Juga teman-teman yang sudah
repot-repot menjenguk Dinda di rumah.” ucap Dinda.
“Sama-sama, Dinda. Kami berharap semoga Dinda lekas sembuh dan kembali
bersekolah seperti biasanya.” kata Risa, teman sekelas Dinda yang dekat
dengannya.
Keesokan harinya, Dinda merasa sudah sehat dan kembali masuk sekolah
agar tidak tertinggal pelajaran karena ujian kenaikan kelas semakin dekat.
Teman-teman dan Ibu Santi menyambutnya dengan gembira. Untuk mengejar
ketertinggalannya, Dinda pun meminjam catatan milik Risa, teman sebangkunya.
Dengan senang hati, Risa meminjamkan catatannya untuk Dinda. Sore harinya, Risa
datang ke rumah Dinda dan mereka bermain dengan kucing-kucing Dinda. Dinda
merawat kucing-kucingnya dengan baik hingga mempunyai tiga anak yang lucu-lucu
dan menggemaskan.
... End ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar