PENGERTIAN
DAN RUANG LINGKUP TEMPAT DI MUKA BUMI
(Oleh: Anjar, Fitri, Gilang)
A.
Asal
Usul Terjadinya Bumi dan Benua
1.
Asal
Usul Terjadinya Bumi
Pembentukan bumi diperkirakan merupakan bagian
dari proses yang sama dengan pembentukan matahari dan planet lain dalam tata
surya, yaitu 4,6-4,7 miliar tahun yang lalu. Bumi adalah salah satu
planet matahari. Jarak bumi ke matahari yang terjauh (aphelion) adalah 152,5
juta km dan yang terdekat (perihelion) 147,5 juta km atau rata-rata 150 juta km
(1 SA= 1 Satuan Astronomi). Secara umum sifat-sifat bumi sebagai benda
langit meliputi: bentuk bulat, bukan sumber cahaya sejati, berotasi dari barat
ke timur, berevolusi mengelilingi matahari yang bentuk lintasannya elips dengan
eksentrisitas 1/60, lama revolusi 365 hari, lama rotasi 24 jam.
Hingga kini
teori paling dapat diterima adalah teori ledakan besar (Big Bank). Teori ini
menyatakan bahwa alam semesta terbentuk dari ledakan bintang raksasa dimana
energinya memulai proses pembentukan materi, waktu dan ruang. Energi besar yang
dibangkitkan ditunjukkan dengan mengembangnya alam semesta. Beberapa teori
tentang pembentukan bumi :
a.
Teori Kabut
Bahwa matahari terbentuk dan planet-planetnya berasal
dari kabut yang pijar dan berputar yang terdapat di jagad raya. Karena
putarannya, beberapa bagian kabut tersebut terpisah dan tetap berputar
mengeliling bagian utamanya. Karena proses pendinginan kabut-kabut tersebut
membeku. Bagian utamanya menjadi matahari dan pecahannya menjadi planet dan
satelit. Teori ini dikemukakan oleh Immanuel Kant dan Piere Simon De Laplace.
b.
Teori Planetisimal
Teori ini pada hakekatnya sama dengan teori kabut.
Hanya ditambah sedikit, yaitu bahwa di dalam kabut tersebut terdapat material padat
yang disebut Planetisimal. Materi inilah yang karena gaya tarik menariknya
mengumpul sehingga membentuk gumpalan padat yang besar, yang kemudian menjadi
matahari, planet-planet dan satelit. Teori ini dikemukakan oleh Chamberlin dan
Moulton.
c.
Teori Proto Planet
Pada dasarnya teori ini sama dengan teori kabut.
Perbedaannya hanyalah pada gumpalan kabut yang secara evolusi memadat itu
dinamai Proto Planet. Teori ini dikemukakan oleh Von Weizsaecher dan GP Kuiper.
d.
Teori Pasang Surut
Bahwa pada masa lampau, lewatlah sebuah bintang
raksasa ke dekat matahari, sehingga di matahari terjadi peristiwa pasang
(karena gaya tarik bintang) seperti peristiwa pasang naik air laut di bumi saat
ini. Bersamaan dengan menjauhnya bintang tersebut dari matahari, maka bagian
yang pasang pada matahari makin memanjang dan pada gilirannya bagian ini
terlepas dari matahari. Bagian yang terlepas ini terputus-putus menjadi tetesan
raksasa di jagad raya, dan jadilah matahari dan planet-planetnya. Teori ini
dikemukakan oleh Jean dan Jeffery.
e.
Teori
Lempeng Tektonik
Prinsip dasar teori lempeng tektonik menyebutkan bahwa
kulit bumi terdiri atas lempeng-lempeng yang kaku dengan bentuk yang tidak
beraturan. Lempeng-lempeng tersebut dinamakan lempeng litosfer. Lempeng
litosfer terdiri atas dua lempeng, yakni: lempeng samudera dan lempeng benua.
Kedua lempeng tersebut berada diatas lapisan astenosfer, yakni suatu lapisan
yang cair. Beberapa ahli yang mengemukakan teori pergerakan lempeng antara
lain:
1)
Alfred Lothar Wegener
Teorinya disebut Teori Apungan Benua (Continental
Drift) dan Pergeseran benua-benua. Titik tolak teori Wegener ini adalah :
a)
Adanya persamaan yang
mencolok antara garis kontur pantai timur benua Amerika Utara dan Selatan, dengan
garis kontur pantai barat Eropa dan Afrika. Kedua garis tersebut sebenarnya
dahulu merupakan daratan yang berimpitan.
b)
Daerah Greenland sekarang
ini bergerak menjauhi daratan Eropa dengan kecepatan 36 meter/tahun, sedangkan
kepulauan Madagaskar menjauhi Afrika Selatan dengan kecepatan 5 meter/tahun.
Menurut Wegener benua-benua yang sekarang ini dulunya merupakan satu benua yang
disebut Pangaea.
2)
Ed Suess, menyatakan bahwa
persamaan geologi yang terdapat di Ameika Selatan, India, Australia dan Antartika
disebabkan oleh bersatunya daratan-daratan itu pada awal mulanya yang merupakan
satu benua dan disebut benua Gondwana.
2.
Asal
Usul Terjadinya Benua
Benua—benua selalu bergerak,
dibawa oleh lempeng kerak bumi yang mengapung perlahan di atas mantel.
Pergerakan apungan kerak bumi disebut hanyutan
benua. Kerak bumi tidak hanya terdiri dari satu bagian melainkan terdiri
dari sejumlah kepingan raksasa yang bergerak perlahan mengelilingi planet ini.
Kepingan ini disebut lempeng dan digerakkan oleh arus konveksi yang diciptakan
oleh panas dari dalam inti. Panas ini mendorong mantel naik kepermukaan dan
dapat juga amblas sehingga menyebabkan lempeng diatasnya terus bergerak.
Para ahli geologi dan pemburu
fosil telah memikirkan gambaran kesamaan susunan batuan dan spesies dari fosil
yang ditemukan pada jarak ribuan kilometer antar lempeng. Teori hanyutan benua,
atau juga disebut pengapungan benua, pertama kali dikemukakan oleh ilmuan
jerman, Alfred Wegenner (1880-1930) pada tahun 1912. Ia menyatakan bahwa lebih
dari 100 juta tahun yang lalu benua yang kita kenal saat ini merupakan pecahan
dari sebuah benua raksasa yang di namakan pengaea. Awalnya pendapat Wegenner
tidak sepenuhnya diterima, namun sejak tahun 1960an kemajuan teknologi termasuk
sistem pengukuran dengan laser dan gambar dari satelit, makin mendukung teori
ini. Massa-massa kerak bumi ini bergerak dengan laju rata-rata 1 hingga 10cm
setiap tahun. Dalam kurun waktu berjuta-juta tahun, pengapungan tersebut telah
membentuk benua seperti yang ada sekarang.
a. Sekitar 200 juta tahun yang lalu, semua daratan
tergabung dalam sebuah benua raksasa yang disebut Pangaea.
b. Sekitar 110 juta tahun yang lalu pangaea terpisah
menjadi sejumlah daratan. Afrika dan Amerika terbentuk.
c. Hanyutan benua terus berlanjut hingga sekitar 50
tahun juta lagi diperkirakan Amerika Utara akan berpisah dengan Amerika Selatan
dan bergabung dengan benua Asia.
Di daerah pertumbukkan dua lempeng terjadi
beberapa fenomena, yaitu:
a. Lempeng samudera menujam ke bawah lempeng benua.
b. Terbentuk palung laut di tempat tumbukan itu.
c. Pembengkakan tepi lempeng benua yang merupakan deretan
pegunungan.
d. Terdapat aktivitas vulkanisme, intrusi, dan ekstrusi.
e. Merupakan daerah hiposentra gempa dangkal dan dalam.
f. Penghancuran lempeng akibat pergesekan lempeng, dan
g. Timbunan sedimen campuran yang dalam geologi dikenal
dengan nama batuan bancuh atau melange (Bahasa Perancis).
Awal terbentuknya samudera besar
di bumi ini juga dipengaruhi oleh Pangaea. Setelah perpisahan (partisi pangaea)
tersebut muncullah samudera yang diperkirakan terbentuk 180-200 juta tahun yang
lalu yaitu Samudera Atlantik tengah antara barat laut Afrika dan Amerika Utara
serta Samudera Hindia barat daya antara Afrika dan Antartika. Jadi sangat
dimungkinkan bila ini terus terjadi, maka bumi (benua) kita ini sedang dalam
proses untuk menjadi "pangaea" selanjutnya, karena bukti-bukti
penelitian memang menunjukkan hal tersebut. Jadi kurang lebih 250 tahun lagi
Bumi ini bisa jadi tak berbentuk lagi seperti sekarang ini demikian penilitian
yang di lakukan pihak NASA (Pangea Ultima).
Gambar 2
Selain membentuk Samudera,
karena teorinya dulu benua kita saling terhubung, maka saat benua ini terpecah-pecah
menjadi sekarang ini, juga membawa karakteristik vulkanis yang serupa, seperti
terbentuknya "ring of fire" atau cincin api yang melingkar dari Peru,
terus memanjang hingga ke Meksiko, sepanjang pantai timur Amerika (los
angeles), Alaska, Jepang, lalu Piliphina, Indonesia, kepulauan di Pasifik, dan
berakhir di Selandia baru.
B. Penampang Melintang Permukaan Bumi
Penampang melintang adalah penampang permukaan
bumi yang dipotong secara tegak lurus. Dengan penampang melintang maka dapat diketahui/dilihat
secara jelas bentuk dan ketinggian suatu tempat yang ada di muka bumi. Untuk
membuat sebuah penampang melintang maka harus tersedia peta topografi sebab
hanya peta topografi yang dapat dibuat penampang melintangnya.
Gambar Bagian-Bagian
Penampang Melintang Bentuk Muka Bumi
Macam-macam bentuk permukaan
bumi:
1.
Batuan dan Mineral
Batuan adalah material padat yang membentuk permukaan bumi. Batuan dapat
dibagi menjadi 3 jenis, yaitu: batuan beku, metamorf dan
sedimen. Batuan terdiri atas senyawa kimiawi yang disebut mineral. Ada ribuan
jenis mineral dan masing-masing berbeda zat. Beberapa diantaranya merupakan
unsure tunggal. Batuan beku, terbentuk dari material batuan panas yang cair disebut
magma yang telah mendingin dan menjadi padat. Jenis batuan beku ditentukan oleh
senyawa kimia yang membentuk magma serta laju pendinginan dan perubahan menjadi
padat. Banyak batuan beku seperti granit terbentuk dari magma yang terkubur
jauh di dalam kerak bumi. Batuan ini mendingin perlahan
dan hasilnya mengandung sejumlah besar kristal mineral. Batuan metamorf, adalah batuan yang
telah mengalami transformasi dari batuan metamorf, sedimen, atau batuan beku
lainnya. Batuan ini terbentuk pada saat suhu ekstrim atau tekanan tinggi di dalam bumi mengubah batuan yang ada
tanpa mengalami peleburan atau tanpa ada tambahan substansi baru ke dalam
batuan itu. Batuan sedimen, ada 3
jenis yaitu; biogenik, kimiawi, dan plastik. Batuan sedimen biogenik terdiri atas tulang dan kulit jutaan organisme mikroskopik yang telah terpendam cukup lama dan
membentuk batuan seperti batu kapur. Batuan sedimen kimiawi seperti gibsum
terjadi ketika penguapan air menyisakan mineral-mineral sebagai
sedimen. Batuan klastik merupakan 75% dari semua batuan sedimen. Batuan itu
terbentuk dari batuan lain yang muncul dipermukaan bumi dan melemah atau lapuk
karena dalam waktu lama mengalami reaksi tekanan dari berbagai kekuatan
disekitarnya.
2.
Pembentukan Gunung
Lebih dari jutaan tahun pegunungan terbentuk meninggi dan menghilang.
Peristiwa alam ini disebabkan oleh aktivitas kerak bumi, iklim dan aktivitas
vulkanik. Pegunungan adalah massa lahan yang muncul secara bertahap di atas area sekitar. Pegunungan terbentuk
terutama melalui pergerakan dan aksi kerak bumi. Kerak continental/kerak benua
terdiri atas batuan keras. Namun tekanan yang sangat besar pada batuan dapat
menyebabkab batuan yang lebih lunak menekuk ke dalam lipatan. Lipatan dapat
menekuk ke atas, karam ke bawah, dan bertumpang tindih satu dengan lainnya.
Pegunungan dapat terbentuk dari daratan lipatan tumpukan-tumpukan lapisan batuan. Lapisan-lapisan batuan yang
memperoleh gaya yang sangat besar dapat pecah membentuk retakan/sesar.
Blok-blok daratan dapat naik atau turun diantara dua patahan, membentuk petak-petak daratan, blok pegunungan yang curam dan
panjang, dan lembah yang dalam.
3.
Sungai dan Danau
Sungai dan danau memiliki pengaruh yang besar pada bumi. Sungai dan
danau membentuk lahan dan menyediakan air serta menjadi
habitat untuk beragam bentuk kehidupan. Sungai
adalah saluran besar yang membawa air dari tempat tinggi menuju tempat rendah
pada ketinggian permukaan air laut. Air sungai berakhir dilaut, samudera, atau
danau. Sungai membawa air yang berasal dari hujan, salju, pencairan danau
gletser, dan termasuk air tanah.sungai mempunyai panjang dan lebar yang
bervariasi, volume air yang dialirkan juga berbeda-beda. Danau adalah sebuah lahan besar
yang menampung air yang dikelilingi oleh daratan. Danau terbentuk ketika air berkumpul,
secara khusus ketika air menggenangi dan menekan tanah, dan lahan tidak pernah mengering. Danau dapat terbentuk dengan berbagai cara.
Termasuk Great Lakes di Amerika Utara dihasilkan dari gletser yang
mencair serta memunculkan dasar batuan yang keras, dan akhirnya membentuk pola
besar. Danau yang paling dalam adalah hasil dari pergerakan lempeng tektonik
bumi yang menekan material di sisi-sisinya sehingga terjadi patahan dan
depresi. Danau kawah terbentuk akibat ledakan dari hantaman meteorid atau terbentuk
dibagian atas gunung api yang telah mati. Danau buatan dapat dibentuk oleh
manusia dengan membendung sungai. Beberapa danau dibentuk oleh
lekukan-lekukan dari sungai tua ketika putaran sungainya terputus dari aliran
utamanya.
4.
Samudera dan laut
Air menutupi hampir 75% permukaan planet bumi. Diperkirakan sekitar
97,6% air bumi terdapat di laut atau samudera. Semua air laut awalnya
adalah air tawar. Namun hujan yang jatuh di daratan selama jutaan tahun telah memindahkan mineral-mineral terutama garam yang berasal dari bebatuan
menuju ke laut. Dari beratnya komposisi air laut adalah 96,2% air murni, 2,9%
air garam, dan 0,6 % unsure lain seperti kalsium, flourida, magnesium, dan
potassium. Gelombang, pasang surut, dan arus adalah penyebab perpindahan air di
laut dan samudera. Gelombang mengaduk-aduk permukaan samudera, menerobos dan
pecah di perairan dangkal. Ia mengikis dasar pantai dan mengangkat reruntuhsn
kiksannya. Pasang surut disebabkan oleh tarikan gravitasi bulan yang
menyebabkan permukaan samudera dan laut naik turun dalam siklus yang tepat. Di
planet ini ada 4 samudera yang mengelilingi yaitu samudera pasifik, samudera
atlantik, samudera hindia, dan samudera artik.
C. ATMOSFER, ANTROPOSFER, LITOSFER, DAN HIDROSFER
1. Atmosfer
Atmosfer adalah lapisan gas yang melingkupi sebuah planet,
termasuk bumi, dari permukaan planet tersebut sampai jauh di luar angkasa.
Di bumi, atmosfer terdapat dari ketinggian 0 km di atas permukaan tanah,
sampai dengan sekitar 560 km dari atas permukaan bumi. Atmosfer tersusun atas
beberapa lapisan, yang dinamai menurut fenomena yang terjadi di lapisan
tersebut. Transisi antara lapisan yang satu dengan yang lain berlangsung
bertahap. Studi tentang atmosfer mula-mula dilakukan untuk memecahkan masalah
cuaca, fenomena pembiasan sinar matahari saat terbit dan tenggelam, serta
kelap-kelipnya bintang. Dengan peralatan yang sensitif yang dipasang di wahana
luar angkasa, kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang atmosfer
berikut fenomena-fenomena yang terjadi di dalamnya.
Atmosfer Bumi terdiri atas nitrogen (78.17%)
dan oksigen (20.97%), dengan sedikit argon (0.9%), karbondioksida
(variabel, tetapi sekitar 0.0357%), uap air, dan gas lainnya.
Atmosfer melindungi kehidupan di bumi dengan menyerap radiasi sinar ultraviolet
dari matahari dan mengurangi suhu ekstrem di antara siang dan malam.
75% dari atmosfer ada dalam 11 km dari permukaan planet. Atmosfer tidak
mempunyai batas mendadak, tetapi agak menipis lambat laun dengan menambah
ketinggian, tidak ada batas pasti antara atmosfer dan angkasa luar. Komposisi dari atmosfer bumi terdiri dari Nitrogen (N2,78%), Oksigen (O2,21%), Argon (Ar,1%), Air (H2O,0-7%), Ozon (0,0-0,01%), dan Karbondioksida (CO2,0.01-0.1%). Atmosfer dibagi menjadi 5 lapisan lagi, yaitu: Troposfer, Stratosfer, Mesosfer, Termosfer, dan Eksosfer.
2. Litosfer
Litosfer adalah kulit terluar dari planet
berbatu. Litosfer berasal dari kata Yunani, lithos yang berarti berbatu,
dan sphere yang berarti padat. Litosfer berasal dari kata lithos artinya batuan,
dan sphere artinya lapisan. Secara harfiah litosfer adalah lapisan bumi yang
paling luar atau biasa disebut dengan kulit bumi. Pada lapisan ini pada umumnya
terjadi dari senyawa kimia yang kaya akan Si02, itulah sebabnya
lapisan litosfer sering dinamakan lapisan silikat dan memiliki ketebalan
rata-rata 30 km yang terdiri atas dua bagian, yaitu Litosfer atas (merupakan
daratan dengan kira-kira 35% atau 1/3 bagian) dan Litosfer bawah (merupakan
lautan dengan kira-kira 65% atau 2/3 bagian). Litosfer
bumi meliputi kerak dan bagian teratas dari mantel bumi yang
mengakibatkan kerasnya lapisan terluar dari planet bumi. Litosfer ditopang
oleh astenosfer, yang merupakan bagian yang lebih lemah, lebih panas, dan
lebih dalam dari mantel. Batas antara litosfer dan astenosfer dibedakan dalam
hal responnya terhadap tegangan: litosfer tetap padat dalam jangka waktu
geologis yang relatif lama dan berubah secara elastis karena retakan-retakan,
sedangkan astenosfer berubah seperti cairan kental. Litosfer terpecah menjadi
beberapa lempeng tektonik yang mengakibatkan terjadinya gerak benua
akibat konveksi yang terjadi dalam astenosfer.
Konsep litosfer sebagai lapisan terkuat dari
lapisan terluar bumi dikembangkan oleh Barrel pada tahun 1914, yang
menulis serangkaian paper untuk mendukung konsep itu. Konsep yang berdasarkan
pada keberadaan anomali gravitasi yang signifikan di atas kerak benua, yang
lalu ia memperkirakan keberadaan lapisan kuat (yang ia sebut litosfer) di atas
lapisan lemah yang dapat mengalir secara konveksi (yang ia sebut astenosfer).
Ide ini lalu dikembangkan oleh Daly pada tahun 1940, dan telah diterima secara
luas oleh ahli geologi dan geofisika. Meski teori tentang litosfer
dan astenosfer berkembang sebelum teori lempeng tektonik dikembangkan pada
tahun 1960, konsep mengenai keberadaan lapisan kuat (litosfer) dan lapisan
lemah (astenosfer) tetap menjadi bagian penting dari teori tersebut. Terdapat dua tipe litosfer, yaitu:
a.
Litosfer samudra,
yang berhubungan dengan kerak samudra dan berada di dasar samudera
b.
Litosfer benua, yang
berhubungan dengan kerak benua
Litosfer samudra memiliki ketebalan 50-100 km,
sementara litosfer benua memiliki kedalaman 40-200 km. Kerak benua dibedakan
dengan lapisan mantel atas karena keberadaan lapisan Mohorovicic.
3. Hidrosfer
Hidrosfer adalah lapisan air yang ada di permukaan bumi. Kata hidrosfer
berasal dari kata hidros yang berarti air dan sphere
yang berarti lapisan. Hidrosfer di permukaan bumi meliputi danau, sungai, laut, lautan, salju
atau gletser, air tanah dan uap air yang terdapat di lapisan
udara.
4. Antroposfer
Antroposfer berasal dari kata latin antropos yang
berarti manusia dan spaira yang berarti lingkungan. Jadi, antroposer artinya
lingkungan bagian dari bumi yang dihuni manusia. Pembahasan hubungannya dengan antroposfer
sangat luas misalnya tentang kependudukan, pemukiman, dan lingkungan hidup. Karena kajian
geografi merupakan tema sentral, maka kajian geografis sering disebut
antroposentris. Pengertian yang diperkenalkan oleh Eratosthenes, geografi
merupakan ilmu yang mendeskripsikan manusia dengan lingkungan alam di
wilayah-wilayah tertentu berdasarkan data dan informasi yang diperoleh. Pengkajian
geografi berkaitan dengan aspek alam tentang tempat terjadinya gejala dan aspek
manusia penghuni alam tersebut. Karl Ritter menyatakan bahwa geografi
mempelajari bumi sebagai tempat tinggal manusia. Pengertian tersebut sudah
termasuk aktivitas manusia untuk mempertahankan hidupnya, juga dianalisis
penyebarannya, perkembangan, hubungan dan interaksinya secara keruangan.
DAFTAR PUSTAKA
Geografi14jkt.wordpress.com/2010/07/14/asal-usul-terjadinya-bumi. Asal Usul Terjadinya Bumi, diakses
September 2012.
Ghozaliq.wordpress.com/2010/10/18/pengertian-masingmasingfenomena-geosfer.
Pengertian Masing-masing Fenomena Geosfer,
diakses September 2012.
Tim Kingfisher. 2007. Ensiklopedia Geografi. Jakarta: Lentera Abadi.
Www.dalimunthe.com/2010/05/sejarah-awal-mula-benua-di-dunia.html. Sejarah
Awal Mula Benua di Dunia, diakses September 2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar