Label

8 Jan 2013

Artikel


PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP TEMPAT DI MUKA BUMI
(Oleh: Anjar, Fitri, Gilang)

A. Asal Usul Terjadinya Bumi dan Benua
1.   Asal Usul Terjadinya Bumi
Pembentukan bumi diperkirakan merupakan bagian dari proses yang sama dengan pembentukan matahari dan planet lain dalam tata surya, yaitu 4,6-4,7 miliar tahun yang lalu.  Bumi adalah salah satu planet matahari. Jarak bumi ke matahari yang terjauh (aphelion) adalah 152,5 juta km dan yang terdekat (perihelion) 147,5 juta km atau rata-rata 150 juta km (1 SA= 1 Satuan Astronomi). Secara umum sifat-sifat bumi sebagai benda langit meliputi: bentuk bulat, bukan sumber cahaya sejati, berotasi dari barat ke timur, berevolusi mengelilingi matahari yang bentuk lintasannya elips dengan eksentrisitas 1/60, lama revolusi 365 hari, lama rotasi 24 jam.
Hingga kini teori paling dapat diterima adalah teori ledakan besar (Big Bank). Teori ini menyatakan bahwa alam semesta terbentuk dari ledakan bintang raksasa dimana energinya memulai proses pembentukan materi, waktu dan ruang. Energi besar yang dibangkitkan ditunjukkan dengan mengembangnya alam semesta. Beberapa teori tentang pembentukan bumi :
a.   Teori Kabut
Bahwa matahari terbentuk dan planet-planetnya berasal dari kabut yang pijar dan berputar yang terdapat di jagad raya. Karena putarannya, beberapa bagian kabut tersebut terpisah dan tetap berputar mengeliling bagian utamanya. Karena proses pendinginan kabut-kabut tersebut membeku. Bagian utamanya menjadi matahari dan pecahannya menjadi planet dan satelit. Teori ini dikemukakan oleh Immanuel Kant dan Piere Simon De Laplace.
b.  Teori Planetisimal
Teori ini pada hakekatnya sama dengan teori kabut. Hanya ditambah sedikit, yaitu bahwa di dalam kabut tersebut terdapat material padat yang disebut Planetisimal. Materi inilah yang karena gaya tarik menariknya mengumpul sehingga membentuk gumpalan padat yang besar, yang kemudian menjadi matahari, planet-planet dan satelit. Teori ini dikemukakan oleh Chamberlin dan Moulton.
c.   Teori Proto Planet
Pada dasarnya teori ini sama dengan teori kabut. Perbedaannya hanyalah pada gumpalan kabut yang secara evolusi memadat itu dinamai Proto Planet. Teori ini dikemukakan oleh Von Weizsaecher dan GP Kuiper.
d.  Teori Pasang Surut
Bahwa pada masa lampau, lewatlah sebuah bintang raksasa ke dekat matahari, sehingga di matahari terjadi peristiwa pasang (karena gaya tarik bintang) seperti peristiwa pasang naik air laut di bumi saat ini. Bersamaan dengan menjauhnya bintang tersebut dari matahari, maka bagian yang pasang pada matahari makin memanjang dan pada gilirannya bagian ini terlepas dari matahari. Bagian yang terlepas ini terputus-putus menjadi tetesan raksasa di jagad raya, dan jadilah matahari dan planet-planetnya. Teori ini dikemukakan oleh Jean dan Jeffery.
e.  Teori Lempeng Tektonik
Prinsip dasar teori lempeng tektonik menyebutkan bahwa kulit bumi terdiri atas lempeng-lempeng yang kaku dengan bentuk yang tidak beraturan. Lempeng-lempeng tersebut dinamakan lempeng litosfer. Lempeng litosfer terdiri atas dua lempeng, yakni: lempeng samudera dan lempeng benua. Kedua lempeng tersebut berada diatas lapisan astenosfer, yakni suatu lapisan yang cair. Beberapa ahli yang mengemukakan teori pergerakan lempeng antara lain:
1)  Alfred Lothar Wegener
Teorinya disebut Teori Apungan Benua (Continental Drift) dan Pergeseran benua-benua. Titik tolak teori Wegener ini adalah :
a)       Adanya persamaan yang mencolok antara garis kontur pantai timur benua Amerika Utara dan Selatan, dengan garis kontur pantai barat Eropa dan Afrika. Kedua garis tersebut sebenarnya dahulu merupakan daratan yang berimpitan.
b)      Daerah Greenland sekarang ini bergerak menjauhi daratan Eropa dengan kecepatan 36 meter/tahun, sedangkan kepulauan Madagaskar menjauhi Afrika Selatan dengan kecepatan 5 meter/tahun. Menurut Wegener benua-benua yang sekarang ini dulunya merupakan satu benua yang disebut Pangaea.
2)  Ed Suess, menyatakan bahwa persamaan geologi yang terdapat di Ameika Selatan, India, Australia dan Antartika disebabkan oleh bersatunya daratan-daratan itu pada awal mulanya yang merupakan satu benua dan disebut benua Gondwana.
2.   Asal Usul Terjadinya Benua
Benua—benua selalu bergerak, dibawa oleh lempeng kerak bumi yang mengapung perlahan di atas mantel. Pergerakan apungan kerak bumi disebut hanyutan benua. Kerak bumi tidak hanya terdiri dari satu bagian melainkan terdiri dari sejumlah kepingan raksasa yang bergerak perlahan mengelilingi planet ini. Kepingan ini disebut lempeng dan digerakkan oleh arus konveksi yang diciptakan oleh panas dari dalam inti. Panas ini mendorong mantel naik kepermukaan dan dapat juga amblas sehingga menyebabkan lempeng diatasnya terus bergerak.
Para ahli geologi dan pemburu fosil telah memikirkan gambaran kesamaan susunan batuan dan spesies dari fosil yang ditemukan pada jarak ribuan kilometer antar lempeng. Teori hanyutan benua, atau juga disebut pengapungan benua, pertama kali dikemukakan oleh ilmuan jerman, Alfred Wegenner (1880-1930) pada tahun 1912. Ia menyatakan bahwa lebih dari 100 juta tahun yang lalu benua yang kita kenal saat ini merupakan pecahan dari sebuah benua raksasa yang di namakan pengaea. Awalnya pendapat Wegenner tidak sepenuhnya diterima, namun sejak tahun 1960an kemajuan teknologi termasuk sistem pengukuran dengan laser dan gambar dari satelit, makin mendukung teori ini. Massa-massa kerak bumi ini bergerak dengan laju rata-rata 1 hingga 10cm setiap tahun. Dalam kurun waktu berjuta-juta tahun, pengapungan tersebut telah membentuk benua seperti yang ada sekarang.
a.  Sekitar 200 juta tahun yang lalu, semua daratan tergabung dalam sebuah benua raksasa yang disebut Pangaea.
b.  Sekitar 110 juta tahun yang lalu pangaea terpisah menjadi sejumlah daratan. Afrika dan Amerika terbentuk.
c.  Hanyutan benua terus berlanjut hingga sekitar 50 tahun juta lagi diperkirakan Amerika Utara akan berpisah dengan Amerika Selatan dan bergabung dengan benua Asia.

Di daerah pertumbukkan dua lempeng terjadi beberapa fenomena, yaitu:
a.  Lempeng samudera menujam ke bawah lempeng benua.
b.  Terbentuk palung laut di tempat tumbukan itu.
c.  Pembengkakan tepi lempeng benua yang merupakan deretan pegunungan.
d.  Terdapat aktivitas vulkanisme, intrusi, dan ekstrusi.
e.  Merupakan daerah hiposentra gempa dangkal dan dalam.
f.   Penghancuran lempeng akibat pergesekan lempeng, dan
g.  Timbunan sedimen campuran yang dalam geologi dikenal dengan nama batuan bancuh atau melange (Bahasa Perancis).


Gambar 1

Awal terbentuknya samudera besar di bumi ini juga dipengaruhi oleh Pangaea. Setelah perpisahan (partisi pangaea) tersebut muncullah samudera yang diperkirakan terbentuk 180-200 juta tahun yang lalu yaitu Samudera Atlantik tengah antara barat laut Afrika dan Amerika Utara serta Samudera Hindia barat daya antara Afrika dan Antartika. Jadi sangat dimungkinkan bila ini terus terjadi, maka bumi (benua) kita ini sedang dalam proses untuk menjadi "pangaea" selanjutnya, karena bukti-bukti penelitian memang menunjukkan hal tersebut. Jadi kurang lebih 250 tahun lagi Bumi ini bisa jadi tak berbentuk lagi seperti sekarang ini demikian penilitian yang di lakukan pihak NASA (Pangea Ultima).

 
Gambar 2

Selain membentuk Samudera, karena teorinya dulu benua kita saling terhubung, maka saat benua ini terpecah-pecah menjadi sekarang ini, juga membawa karakteristik vulkanis yang serupa, seperti terbentuknya "ring of fire" atau cincin api yang melingkar dari Peru, terus memanjang hingga ke Meksiko, sepanjang pantai timur Amerika (los angeles), Alaska, Jepang, lalu Piliphina, Indonesia, kepulauan di Pasifik, dan berakhir di Selandia baru.

B.  Penampang Melintang Permukaan Bumi  

Penampang melintang adalah penampang permukaan bumi yang dipotong secara tegak lurus. Dengan penampang melintang maka dapat diketahui/dilihat secara jelas bentuk dan ketinggian suatu tempat yang ada di muka bumi. Untuk membuat sebuah penampang melintang maka harus tersedia peta topografi sebab hanya peta topografi yang dapat dibuat penampang melintangnya.  

Gambar Penampang Melintang Bentuk Muka Bumi


 
Gambar Bagian-Bagian Penampang Melintang Bentuk Muka Bumi

Macam-macam bentuk permukaan bumi:
1.   Batuan dan Mineral
Batuan adalah material padat yang membentuk permukaan bumi. Batuan dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu: batuan beku, metamorf dan sedimen. Batuan terdiri atas senyawa kimiawi yang disebut mineral. Ada ribuan jenis mineral dan masing-masing berbeda zat. Beberapa diantaranya merupakan unsure tunggal. Batuan beku, terbentuk dari material batuan panas yang cair disebut magma yang telah mendingin dan menjadi padat. Jenis batuan beku ditentukan oleh senyawa kimia yang membentuk magma serta laju pendinginan dan perubahan menjadi padat. Banyak batuan beku seperti granit terbentuk dari magma yang terkubur jauh di dalam kerak bumi. Batuan ini mendingin perlahan dan hasilnya mengandung sejumlah besar kristal mineral. Batuan metamorf, adalah batuan yang telah mengalami transformasi dari batuan metamorf, sedimen, atau batuan beku lainnya. Batuan ini terbentuk pada saat suhu ekstrim atau tekanan tinggi di dalam bumi mengubah batuan yang ada tanpa mengalami peleburan atau tanpa ada tambahan substansi baru ke dalam batuan itu. Batuan sedimen, ada 3 jenis yaitu; biogenik, kimiawi, dan plastik. Batuan sedimen biogenik terdiri atas tulang dan kulit jutaan organisme mikroskopik yang telah terpendam cukup lama dan membentuk batuan seperti batu kapur. Batuan sedimen kimiawi seperti gibsum terjadi ketika penguapan air menyisakan mineral-mineral sebagai sedimen. Batuan klastik merupakan 75% dari semua batuan sedimen. Batuan itu terbentuk dari batuan lain yang muncul dipermukaan bumi dan melemah atau lapuk karena dalam waktu lama mengalami reaksi tekanan dari berbagai kekuatan disekitarnya.
2.   Pembentukan Gunung
Lebih dari jutaan tahun pegunungan terbentuk meninggi dan menghilang. Peristiwa alam ini disebabkan oleh aktivitas kerak bumi, iklim dan aktivitas vulkanik. Pegunungan adalah massa lahan yang muncul secara bertahap di atas area sekitar. Pegunungan terbentuk terutama melalui pergerakan dan aksi kerak bumi. Kerak continental/kerak benua terdiri atas batuan keras. Namun tekanan yang sangat besar pada batuan dapat menyebabkab batuan yang lebih lunak menekuk ke dalam lipatan. Lipatan dapat menekuk ke atas, karam ke bawah, dan bertumpang tindih satu dengan lainnya. Pegunungan dapat terbentuk dari daratan lipatan tumpukan-tumpukan lapisan batuan. Lapisan-lapisan batuan yang memperoleh gaya yang sangat besar dapat pecah membentuk retakan/sesar. Blok-blok daratan dapat naik atau turun diantara dua patahan, membentuk petak-petak daratan, blok pegunungan yang curam dan panjang, dan lembah yang dalam.
3.   Sungai dan Danau
Sungai dan danau memiliki pengaruh yang besar pada bumi. Sungai dan danau membentuk lahan dan menyediakan air serta menjadi habitat untuk beragam bentuk kehidupan. Sungai adalah saluran besar yang membawa air dari tempat tinggi menuju tempat rendah pada ketinggian permukaan air laut. Air sungai berakhir dilaut, samudera, atau danau. Sungai membawa air yang berasal dari hujan, salju, pencairan danau gletser, dan termasuk air tanah.sungai mempunyai panjang dan lebar yang bervariasi, volume air yang dialirkan juga berbeda-beda. Danau adalah sebuah lahan besar yang menampung air yang dikelilingi oleh daratan. Danau terbentuk ketika air berkumpul, secara khusus ketika air menggenangi dan menekan tanah, dan lahan tidak pernah mengering. Danau dapat terbentuk dengan berbagai cara. Termasuk Great Lakes di Amerika Utara dihasilkan dari gletser yang mencair serta memunculkan dasar batuan yang keras, dan akhirnya membentuk pola besar. Danau yang paling dalam adalah hasil dari pergerakan lempeng tektonik bumi yang menekan material di sisi-sisinya sehingga terjadi patahan dan depresi. Danau kawah terbentuk akibat ledakan dari hantaman meteorid atau terbentuk dibagian atas gunung api yang telah mati. Danau buatan dapat dibentuk oleh manusia dengan membendung sungai. Beberapa danau dibentuk oleh lekukan-lekukan dari sungai tua ketika putaran sungainya terputus dari aliran utamanya.
4.   Samudera dan laut
Air menutupi hampir 75% permukaan planet bumi. Diperkirakan sekitar 97,6% air bumi terdapat di laut atau samudera. Semua air laut awalnya adalah air tawar. Namun hujan yang jatuh di daratan selama jutaan tahun telah memindahkan mineral-mineral terutama garam yang berasal dari bebatuan menuju ke laut. Dari beratnya komposisi air laut adalah 96,2% air murni, 2,9% air garam, dan 0,6 % unsure lain seperti kalsium, flourida, magnesium, dan potassium. Gelombang, pasang surut, dan arus adalah penyebab perpindahan air di laut dan samudera. Gelombang mengaduk-aduk permukaan samudera, menerobos dan pecah di perairan dangkal. Ia mengikis dasar pantai dan mengangkat reruntuhsn kiksannya. Pasang surut disebabkan oleh tarikan gravitasi bulan yang menyebabkan permukaan samudera dan laut naik turun dalam siklus yang tepat. Di planet ini ada 4 samudera yang mengelilingi yaitu samudera pasifik, samudera atlantik, samudera hindia, dan samudera artik.

C.   ATMOSFER, ANTROPOSFER, LITOSFER, DAN HIDROSFER

1.    Atmosfer

Atmosfer adalah lapisan gas yang melingkupi sebuah planet, termasuk bumi, dari permukaan planet tersebut sampai jauh di luar angkasa. Di bumi, atmosfer terdapat dari ketinggian 0 km di atas permukaan tanah, sampai dengan sekitar 560 km dari atas permukaan bumi. Atmosfer tersusun atas beberapa lapisan, yang dinamai menurut fenomena yang terjadi di lapisan tersebut. Transisi antara lapisan yang satu dengan yang lain berlangsung bertahap. Studi tentang atmosfer mula-mula dilakukan untuk memecahkan masalah cuaca, fenomena pembiasan sinar matahari saat terbit dan tenggelam, serta kelap-kelipnya bintang. Dengan peralatan yang sensitif yang dipasang di wahana luar angkasa, kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang atmosfer berikut fenomena-fenomena yang terjadi di dalamnya.
Atmosfer Bumi terdiri atas nitrogen (78.17%) dan oksigen (20.97%), dengan sedikit argon (0.9%), karbondioksida (variabel, tetapi sekitar 0.0357%), uap air, dan gas lainnya. Atmosfer melindungi kehidupan di bumi dengan menyerap radiasi sinar ultraviolet dari matahari dan mengurangi suhu ekstrem di antara siang dan malam. 75% dari atmosfer ada dalam 11 km dari permukaan planet. Atmosfer tidak mempunyai batas mendadak, tetapi agak menipis lambat laun dengan menambah ketinggian, tidak ada batas pasti antara atmosfer dan angkasa luar. Komposisi dari atmosfer bumi terdiri dari Nitrogen (N2,78%), Oksigen (O2,21%), Argon (Ar,1%), Air (H2O,0-7%), Ozon (0,0-0,01%), dan Karbondioksida (CO2,0.01-0.1%). Atmosfer dibagi menjadi 5 lapisan lagi, yaitu: Troposfer, Stratosfer, Mesosfer, Termosfer, dan Eksosfer.

2.        Litosfer

Litosfer adalah kulit terluar dari planet berbatu. Litosfer berasal dari kata Yunani, lithos yang berarti berbatu, dan sphere yang berarti padat. Litosfer berasal dari kata lithos artinya batuan, dan sphere artinya lapisan. Secara harfiah litosfer adalah lapisan bumi yang paling luar atau biasa disebut dengan kulit bumi. Pada lapisan ini pada umumnya terjadi dari senyawa kimia yang kaya akan Si02, itulah sebabnya lapisan litosfer sering dinamakan lapisan silikat dan memiliki ketebalan rata-rata 30 km yang terdiri atas dua bagian, yaitu Litosfer atas (merupakan daratan dengan kira-kira 35% atau 1/3 bagian) dan Litosfer bawah (merupakan lautan dengan kira-kira 65% atau 2/3 bagian). Litosfer bumi meliputi kerak dan bagian teratas dari mantel bumi yang mengakibatkan kerasnya lapisan terluar dari planet bumi. Litosfer ditopang oleh astenosfer, yang merupakan bagian yang lebih lemah, lebih panas, dan lebih dalam dari mantel. Batas antara litosfer dan astenosfer dibedakan dalam hal responnya terhadap tegangan: litosfer tetap padat dalam jangka waktu geologis yang relatif lama dan berubah secara elastis karena retakan-retakan, sedangkan astenosfer berubah seperti cairan kental. Litosfer terpecah menjadi beberapa lempeng tektonik yang mengakibatkan terjadinya gerak benua akibat konveksi yang terjadi dalam astenosfer.
Konsep litosfer sebagai lapisan terkuat dari lapisan terluar bumi dikembangkan oleh Barrel pada tahun 1914, yang menulis serangkaian paper untuk mendukung konsep itu. Konsep yang berdasarkan pada keberadaan anomali gravitasi yang signifikan di atas kerak benua, yang lalu ia memperkirakan keberadaan lapisan kuat (yang ia sebut litosfer) di atas lapisan lemah yang dapat mengalir secara konveksi (yang ia sebut astenosfer). Ide ini lalu dikembangkan oleh Daly pada tahun 1940, dan telah diterima secara luas oleh ahli geologi dan geofisika. Meski teori tentang litosfer dan astenosfer berkembang sebelum teori lempeng tektonik dikembangkan pada tahun 1960, konsep mengenai keberadaan lapisan kuat (litosfer) dan lapisan lemah (astenosfer) tetap menjadi bagian penting dari teori tersebut. Terdapat dua tipe litosfer, yaitu:
a.     Litosfer samudra, yang berhubungan dengan kerak samudra dan berada di dasar samudera
b.    Litosfer benua, yang berhubungan dengan kerak benua
Litosfer samudra memiliki ketebalan 50-100 km, sementara litosfer benua memiliki kedalaman 40-200 km. Kerak benua dibedakan dengan lapisan mantel atas karena keberadaan lapisan Mohorovicic.

3.        Hidrosfer

Hidrosfer adalah lapisan air yang ada di permukaan bumi. Kata hidrosfer berasal dari kata hidros yang berarti air dan sphere yang berarti lapisan. Hidrosfer di permukaan bumi meliputi danau, sungai, laut, lautan, salju atau gletser, air tanah dan uap air yang terdapat di lapisan udara.

4.        Antroposfer

Antroposfer berasal dari kata latin antropos yang berarti manusia dan spaira yang berarti lingkungan. Jadi, antroposer artinya lingkungan bagian dari bumi yang dihuni manusia. Pembahasan hubungannya dengan antroposfer sangat luas misalnya tentang kependudukan, pemukiman, dan lingkungan hidup. Karena kajian geografi merupakan tema sentral, maka kajian geografis sering disebut antroposentris. Pengertian yang diperkenalkan oleh Eratosthenes, geografi merupakan ilmu yang mendeskripsikan manusia dengan lingkungan alam di wilayah-wilayah tertentu berdasarkan data dan informasi yang diperoleh. Pengkajian geografi berkaitan dengan aspek alam tentang tempat terjadinya gejala dan aspek manusia penghuni alam tersebut. Karl Ritter menyatakan bahwa geografi mempelajari bumi sebagai tempat tinggal manusia. Pengertian tersebut sudah termasuk aktivitas manusia untuk mempertahankan hidupnya, juga dianalisis penyebarannya, perkembangan, hubungan dan interaksinya secara keruangan.


 

DAFTAR PUSTAKA

Geografi14jkt.wordpress.com/2010/07/14/asal-usul-terjadinya-bumi. Asal Usul Terjadinya Bumi, diakses September 2012.

Ghozaliq.wordpress.com/2010/10/18/pengertian-masingmasingfenomena-geosfer. Pengertian Masing-masing Fenomena Geosfer, diakses September 2012.

Tim Kingfisher. 2007. Ensiklopedia Geografi. Jakarta: Lentera Abadi.

Www.dalimunthe.com/2010/05/sejarah-awal-mula-benua-di-dunia.html. Sejarah Awal Mula Benua di Dunia, diakses September 2012.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar